Latest Movie :

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

BUDIDIDAYA TANAMAN JAGUNG




A.    Budi Daya Tanaman Jagung
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian dari kelompok rumput-rumputan. Jagung mempunyai nama ilmiah Zea Mays.
Budi daya jagung dilakukan karena di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi Bahkan di beberapa wilayah, misalnya di Madura, jagung sudah dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Berdasarkan hal tersebut, budi daya jagung memiliki prospek usaha yang menjanjikan. Bagaimanakah cara pembudidayaan tanaman jagung ini? Lakukan kegiatan berikut supaya Anda mempunyai gambaran jelas tentang budi daya tanaman jagung ini

B.     Persiapan Pembudidayaan
Persiapan yang harus dilakukan untuk membudidayakan tanaman jagung meliputi pembibitan, pengolahan media tanam, dan pupuk.
a.      Pembibitan
Bibit jagung merupakan biji yang tersimpan di dalam tongkolnya. Untuk mendapatkan bibit yang baik, maka biji yang digunakan untuk bibit harus baik.
Tahapan yang harus dilakukan untuk menyiapkan benih adalah penyiapan benih dan pemindahan benih.
1)     Penyiapan Benih
Hal-hal yang harus dilakukan pada saat memilih bibit yaitu sebagai berikut.
a).   Pilihlah beberapa tanaman jagung yang pertumbuhannyasehat, memiliki tongkol yang besar, barisan biji lurus, dan tidak terserang oleh hama dan penyakit.
b).   Petiklah tongkol jagung tersebut setelah melewati fase matangfisiologi. Ciri-ciri matangfisiologi, yaitu bijinya sudah mengeras dan sebagian besar daunnya sudah menguning.
c).   Kupaslah tongkol tersebut dan keringkan sampai benar-benar kering.
d).   Apabila benih tidak langsung ditanam, bungkuslah tongkol ters ebut dan simpan di tempatyang kering.
e).   Jika langsung digunakan sebagai benih, ambillah biji yang letak nya di tengah tongkol tersebut. Biji tersebut merupakan benih yang baik karena memiliki daya turn huh lebih dari  90%.
2)     Pemindahan Benih
Beberapa perlakuan pada tahapan ini adalah sebagai berikut.
a).   Mencampur benih dengan fungisida untuk mencegah serangan jamur. Salah satu jenis fungisida yang dapat digunakan yaitu Benlate.
b).   Memasukkan ke dalam lubang penanaman benih, biji jagung bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik, misalnya Furadan 3G untuk mencegah serangan lalat bibit dan ulat agrotis.

b.      Media tanam
Media tanam jagung berupa tanah yang dilubangi. Penanaman jagung dapat dilakukan di lahan kebun dan di sawah. Tahapan yang termasuk media tanam, meliputi penyiapan lahan kebun, pembukaan lahan, pembuatan drainase, pengapuran, dan pemupukan.
1)     Penyiapan Lahan Kebun
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk penyiapan lahan kebun adalah sebagai berikut.
a).   Membalikkan tanah dan memecahkan bongkahan tanah supaya diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi.
b).   Mencangkul tanah yang akan ditanami sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan.
c).   Untuk tanah yang keras, memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Tanah harus dicangkul/ dibajak, kemudian dihaluskan dan diratakan.

2)     Pembukaan Lahan
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk pembukaan lahan adalah sebagai berikut.
a).   Bersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Jika sisa tanaman sebelum jumlahnya banyak, bakar sisa tanaman tersebut sampai menjadi abu. Kemudian, abu dari sisa tanaman tersebut disebarkan pada lahan itu.
b).   Cangkul/bajak tanah yang akan dijadikan lahan untuk menanam benih jagung tersebut.

3)     Pembuatan Drainase
Hal yang harus dilakukan adalah membuat saluran drainase setiap 3 m di sepanjang barisan tanaman dengan lebar 25-30 cm dan kedalaman 20 cm. Langkah ini dilakukan terutama pada tanah yang drainasenya jelek.


4)     Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada lahan yang pH tanahnya kurang dari 5 (bersifat asam). Jumlah kapur yang digunakan sekitar 300 kg/ha per musim tanam atau antara 1-3 ton setiap 2-3 tahun dengan cara disebar pada barisan tanaman.

c.      Pupuk
Pemupu kan dilakukan jika tanah yang digunakan sebagai lahan untuk menanam bibit jagung ini unsur hara untuk pertumbuhan tanaman tidak mencukupi. Kadar atau dosis pupuk yang dibutuhkan tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Namun demikian, dosis yang dianjurkan, rata-rata adalah 200-300 kg/ha untuk urea, 75-100 kg/ ha untuk TSP, dan 50-100 kg/ha untuk KCI.
Tahapan pemupukannya meliputi pemupukan dasar, susulan I, dan susulan II. Pemupukan dasar dilakukan pada saat penanaman benih dengan dosis 1/3 bagian pupuk ureadan 1 bagian pupukTSP,dimasukkan di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm, cambar 6.4 Pemupukan tanaman jagunglalu ditutup oleh tanah. Susulan I dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari dengan dosis 1/3 bagian pupuk urea dan 1/3 bagian pupuk KCI, dimasukkan di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm, lalu ditutup oleh tanah. Sedangkan susulan II dilakukan pada saat tanaman berumur 45 hari dengan dosis 1/3 bagian pupuk urea.

C.    Pelaksanaan Pembudidayaan
Pelaksanaan pembudidayaan tanaman jagung meliputi teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, pencegahan terhadap hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman, cara dan periode panen, serta cara pengemasam

a.      Teknikpenanaman
Beberapa teknik penanaman jagung yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1)  Penentuan pola tanaman
Pola tanam untuk daerah tropis seperti Indonesia umumnya disusun selama 1 tahun dengan memerhatikan tingkat curah hujan. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut.
a.      Tumpang sari (intercropping), yaitu melakukan penanaman di suatu lahan dengan lebih dari 1 jenis tanaman (umur tanaman bisa sama, bisa juga berbeda). Contohnya: jagung dan kedelai (tumpang sari yang umurnya sama), jagung, singkong, dan padi gogo (tumpang sari yang umurnya berbeda).
b.      Tumpang gilir (multiple cropping), yaitu melakukan penanaman di suatu lahan secara beruntun sepanjang tahun untuk satu jenis tanaman dengan jenis tanaman lainnya dengan memerhatikan faktor-faktor lain, terutama untuk memperoleh hasil atau keuntungan maksimal. Contohnya jagung muda - padi gogo - kacang tanah - singkong.
c.      Tanaman bersisipan (relay cropping), yaitu pola tanam yang dilakukan dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok. Contohnya jagung disisipkan kacang tanah (penyisipan dalam waktu tanam yang sama), jagung disisipkan kacang panjang (penyisipan dalam waktu tanam yang berbeda, tanaman kacang panjang disisipkan menjelang tanaman jagung dipanen).
d.      Tanaman campuran (mixed cropping), yaitu pola tanam dengan cara menanam beberapa jenis tanaman tanpa diatur jarak tanamnya maupun larikannya. Contohnya tanaman campuran seperti jagung, kedelai, dan singkong. Keuntungan pola tanam ini adalah pemanfaatan lahan sangat efisien. Sedangkan kekurangannya adalah sangat rentan terkena hama dan penyakit.

2)  Pembuatan lubang tanam
Alat yang dibutuhkan untuk membuat lubang adalah tugal. Buatlah lubang dengan ukuran 45x45x45 cm. Kedalaman yarig baik yaitu apabila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan/ letak bagian cabang utamanya sejajar dengan permukaan tanah.
Lubang ditimbun dengan sub-soil yang dicampur bahan organik (dalam jumlah lebih banyak dari campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentuk gundukan.

3)  Cara penanaman
Pada umumnya waktu tanam untuk tanaman jagung adalah pada waktu musim hujan hampir berakhir karena tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air berlebihan dan saat kekurangan air. Artinya tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada saat jumlah airnya cukup. Akan tetapi, waktu tanamnya bisa juga berbeda-beda tergantung dari tempat menanamnya. Misalnya, jika ditanam di lahan sawah irigasi, biasanya waktu tanamnya pada akhir musim hujan, jika ditanam di lahan kering, waktu tanamnya pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Selain itu, pada saat penanaman, sebaiknya tanah dalam keadaan lembap tetapi tidak tergenang air. Jika kondisi tanahnya kering, sebaiknya diairi terlebih dahulu.
Cara menanam bibit jagung tersebut adalah sebagai berikut.
                                (1)      Setiap lubang bisa ditanam satu atau dua tanaman. Jarak tanam untuk satu tanaman adalah 75 x 25 cm sedangkan jarak tanam untuk dua tanaman adalah 75 x 50 cm.
                                (2)      Tanamkan bibit jagung (biji) ke dalam lubang tanam. Jumlah biji yang dimasukkan tergantung yangdiinginkan, jika ingin ditanam satu tanaman per lubang, masukkan 2 butir benih per lubang, sedangkan jika ingin ditanam dua tanaman per lubang, masukkan 3 butir benih per lubang.
                                (3)      Penanaman jagung ini akan efektif apabila dilakukan oleh 4 orang, apalagi jika lahan yang akan ditanaminya sangat luas. Keempat orang tersebut melakukan tugasnya masing-masing, yaitu dua orang bertugas untuk membuat lubang, satu orang bertugas memasukkan benih, dan satu orang iagi bertugas untuk memberi pupuk.

b.      Pemeliharaan tanaman
Hal-hal yang harus dilakukan untuk memelihara tanaman jagung adalah sebagai berikut.
a).   Penjarangan dan penyulaman
      Penjarangan dilakukan jika pada setiap lubang tumbuh tanaman lebih dari yang diinginkan. Misalnya kita menginginkan setiap lubang tumbuh dua tanaman sedangkan pada lubang tersebut tumbuh tiga tanaman maka satu tanaman harus dibuang. Cara membuangnya tidak boleh dicabut langsung karena akan melukai akar tanaman lainnya yang dibiarkan untuk tumbuh. Adapun tanaman yang dibuang adalah tanaman yang pertumbuhannya kurang atau tidak baik. Cara untuk membuangnya adalah dipotong dengan menggunakan pisau atau guntlng yang tajam tepat di atas permukaan tanah.
      Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati. Kegiatan ini dilakukan 7 - 10 hari setelah penanaman. Benih yang digunakan sebaiknya sama dengan benih pada saat penanaman yang pertama. Jumlah benih dan perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

b).   Penyiangan
      Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma. Waktu untuk melakukan kegiatan ini adalah setiap 2 minggu sekali. Pada saat tanaman jagung masih kecil (masih muda), penyiangan umumnya dilakukan hanya dengan menggunakan tangan, cangkul kecil, atau garpu. Kegiatan ini dilakukan umumnya setelah tanaman berusia 15 hari.

c).   Pembumbunan
      Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pembibitan. Pada saat pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan, hal ini bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah dan untuk menutup akar yang muncul ke atas permukaan tanah karena adanya aerasi.
      Pembumbunan dilakukan dengan cara menguruk tanah di sebelah kiri dan kanan barisan tanaman dengan menggunakan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman sehingga terbentuk guludan yang memanjang. Kegiatan ini umumnya dilakukan pada saat penyiangan yang kedua yaitu setelah tanaman berusia 1 bulan.

d).   Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman jagung adalah pupuk urea sebanyak 200 - 300 kg/hektar, pupuk TSP/SP sebanyak 75 - 100 kg/hektar, dan pupuk KCI sebanyak 50 - 100 kg/hektar.
Pemberian pupuk dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama (pupuk dasar) dilakukan bersamaan dengan penanaman/waktu tanam. Tahap kedua (pupuk susulan I) dilakukan setelah tanaman berusia 3-4 minggu. Sedangkan tahap ketiga (pupuk susulan II) dilakukan setelah tanaman berusia 8 minggu atau setelah muncul malai.

e).   Pengairan dan penyiraman
      Penyiraman dilakukan setelah benih ditanam kecuali jika kondisi tanah sudah lembap. Jumlah air yang disiramkan secukupnya, tidak terlalu banyak sehingga air menjadi menggenang.
      Pengairan dilakukan untuk menjaga tanaman supaya tidak layu. Selain itu, pengairan juga diperlukan pada saat tanaman ini menjelang berbunga karena membutuhkan air dalam jumlah yang lebih besar sehingga memerlukan pengaliran air di parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. Diperlukan pengaliran air yang lebih besar sehingga air menjadi menggenang.



f).    Penyemprotan pestisida
      Kegiatan ini dilakukan hanya pada kondisi adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Pestisida yang digunakan adalah pestisida untuk mengendalikan ulat.
      Lakukan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung Anda. Apakah pertumbuhan dan perkembangannya baik? Jika tidak, praktikkan cara pemeJiharaan tanaman jagung yang sudah Anda pelajari teorinya.

c.      Hama dan penyakit
1)     Hama
Beberapa hama yang menyerang tanaman jagung antara lain sebagai berikut.

(a)  Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning4<uningan; di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, tubuh bagian punggung berwarna kuning kehijauan dan bergaris, tubuh bagian perut berwarna cokelat kekuningan atau warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3,0-3,5 mm.
Pengendalian: penanaman secara bersamaan dan melakukan sistem pergiliran tanaman akan sangat membantu untuk memutuskan siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung. Jika ada tanaman yang terserang lalat bibit, harus segera dicabut dan dimusnahkan, supaya hama tidak menyebar; kebersihan di sekitar lahan penanaman sebaiknya dijaga dan selalu diperhatikan dari gangguan gulma; pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan insektisida, beberapa insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.

(b)  Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm di atas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah.
Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian: menanam dalam waktu yang bersamaan pada areal yang luas atau melakukan sistem pergiliran tanaman; dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.

2)     Penyakit
Beberapa penyakit yang menyerang tanaman jagung adalah sebagai berikut.
(a)  Penyakit bulai (downy mildew)
Penyebab: cendawan Perohosclero spora maydis, P. spora javanica dan P. spora philippinensis yang akan merajalela pada suhu udara lebih dari 27°C dan pada kondisi lembap.
Gejala: pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecokelatan pada daun tua.
Pengendalian: penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan; melakukan pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul; tanaman yang terserang dicabut dan dimusnahkan.

(b)  Penyakit bercak daun (leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna cokelat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, awalnya bercak terlihat basah, kemudian berubah warna menjadi cokelat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi cokelat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna cokelat.

Pengendalian: pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan untuk menekan meluasnya cendawan; pengendalian mekanis dilakukan dengan mengatur kelembapan lahan supaya kondisi lahan tidak lembap; dan pengendalian kimiawi dilakukan dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.


(c)  Penyakit karat (rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecokelatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecokelatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk.
Pengendalian: mengatur kelembapan pada areal tanam; menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; melakukan sanitasi pada areal penanaman jagung; pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.

(d)  Penyakit gosong bengkak (corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar, pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan akhirnya spora tersebar.
Pengendalian: mengatur kelembapan lahan penanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; memotong bagian tanaman kemudian dibakar; benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata ke semua permukaan benih.


(e)  Penyakit busuk tongkol dan biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Cibberelk fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala: gejalanya dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecokelatan kemudian berubah menjadi warna cokelat sawo matang.
Pengendalian: menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.

d.      Panen
Tanaman jagung yang dipanen, tidak harus yang sudah tua (matang fisiologis), tetapi disesuaikan dengan tujuannya. Ada 4 tingkat kemasakan buah jagung, yaitu masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak kering (masak mati).
1)     Ciri dan umur panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a).   Umur tanaman jagung yang siap dipanen sekitar 86-96 hari setelah tanam.
b).   Jagung yang siap dipanen memiliki tongkol atau kelobot mulai mengering, tandanya adalah adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
c).   Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.


2)     Waktu panen
a).   Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm.
b).   Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih.
c).   Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

3)     Cara panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.

4)     Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.

5)     Prakiraan produksi
Produksi jagung di suatu negara sering mengalami pasang surut. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat perubahan areal penanaman jagung. Namun demikian dengan ditemukannya varietas-varietas unggul sebagai imbangan berkurangnya lahan, maka totalitas produksi tidak akan terlalu berubah. Irigasi dan pemupukan sangat penting untuk mendapatkan produksi yang baik. Walaupun potensi hasil cukup tinggi, cara untuk mendapatkan produksi pada tingkat optimal yang diJakukan oleh petani, baru memberikan hasil 17 ton/ha.

e.      Pasca panen
Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.

1)     Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembapan di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan. dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masak mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.

2)     Pengeringan
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara tradisional jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9-11 %. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung. Secara buatan dapat dilakukan dengan mesin pengering untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai cara pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38-43 °C, sehingga kadar air turun menjadi 12-13 %. Mesin pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.

3)     Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya "memipil" jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.

4)     Penyortiran dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran udara.Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih terutama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran buntirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau memisahan jagung dari eampuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.
f.       Pengemasan
Jagung pipil yang telah dilakukan pembersihan dan penyortiran, selanjutnya dapat dilakukan pengemasan dengan menggunakan kaleng, drum, karung atau wadah lain. Pengemasan dengan karung harus mempunyai persyaratan bersih dan mulutnya dijahit, berat netto maksimum 75 kg dan tahan mengalami handling baik waktu pemuatan maupun pembongkaran.
Ada beberapa tujuan pengemasan jagung, yaitu agar jagung bersih dari kotoran, mengurangi serangan jamur dan hama. Pengemasan jagung disesuaikan dengan tujuan pasar jagung. Umumnya, kemasan yang digunakan berupa karung dengan berat antara 25-50 kg, sedangkan eceran seberat 1-5 kg. Adapun kemasan jagung untuk dipasarkan di supermarket umumnya menggunakan plastik wrapping seberat"1 kg yang berisi sekitar 6 buah tongkol jagung.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pangajaran Bahasa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger