BUDIDAYA ANGGREK
1.
Persiapan
Pembudidayaan
a. Bibit Anggrek
Bibit anggrek
berasal dari biji yang disemaikan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk melakukan
penyemaian biji anggrek tersebut adalah sebagai berikut.
1) Mensterilkan biji. Larutan yang
digunakan adalah larutan kaporit (10 g kaporit yang dilarutk dalam 100 cc air
kemudian disaring dengan menggunakan kertas filter). Biji dimasukkan kedalam
botol yang sudah berisi larutan kaporit tersebut, kemudian dikocok-kocok sambil
digoya- goyang 10 menit sehingga biji anggrek yang semula kuning kecokelatan
berubah warna menjadi kehijauan. Selanjutnya larutan kaporit dibuang dan
diganti dengan akuades, lakukan pengoco dan penggoyangan secara berulang kali
(2-3 kali).
2) Biji disebarkan dengan menggunakan
botol. Botol-botol untuk menyebarkan biji juga harus dalam keadaan steril.
Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spirtus untuk
menghilangkan kuman. Untuk memasukkan biji anggrek ke dalam botol digunakan
pinset; dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spirtus sampai
merah kemudian dicelud dalam spirtus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi
biji anggrek yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di
atas spirtus kemudian ditutup kembali.
b.
Media
tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
1) Media untuk anggrek Ephytis dan Semi
Ephytis terdiri dari:
a) Serat pakis yang telah digodok.
b) Kulit kayu yang dibuang getahnya.
c) Serabut kelapa yang telah direndam air
selama-2 minggu.
d) lnjuk.
e) Potongan batang pohon enau.
f) Arang kayu.
g) Pecahan genting/batu bata.
Bahan-bahan
dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi Epifit
yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan
tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
2)
Media
untuk anggrek Terrestria
Jenis anggrek ini hidup di tanah, maka
perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, serat pakis, dan lainnya.
3)
Media
untuk anggrek Semi Terrestria
Bahan untuk
media anggrek ini perlu pecahan genting yang agak besar, serabut kayu, serat
pakis, dan lainnya, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Derajat keasaman
air tanah yang dipakai adalah 5,2.
Media tanam
untuk tanaman anggrek tanah (terrestrial) dibedakan:
a)
Tanaman
dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila
diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot,
kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek diletakkan di terrgah dan akarnya
disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi
pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari
pot.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistem
bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan
tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk
menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian
diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembatas antara satu tanaman
dengan tanaman lain dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang
ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang
satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut
merupakan suatu rangkaian.
2. Pelaksanaan Pembudidayaan
Pelaksanaan
pembudidayaan tanaman anggrek meliputi teknik penanaman, pemeliharaan tanaman,
macam-macam hama dan penyakit yang bisa menyerang, panen, dan pasca panen.
a. Teknikpenanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan
dengan sifat hidup tanaman anggrek tersebut, yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yarrg
menempel di batang atau pohon lain, mempunyai dua jenis akar yaitu akar untuk
menempel pada batang atau pohon lain dan akar udara yang berfungsi untuk
menyerap karbon dioksida dari udara sebagai bahan baku untuk membuat makanannya
sendiri melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, untuk menanam jenis
anggrek ini dibutuhkan batang pohon dari tanaman lain sebagai inangnya.
2) Anggrek semi Ephytis merupakan anggrek
yang menempel di batang atau pohon lain, berbeda dengan anggrek ephytis dari
cara penempelan akarnya saja. Pada anggrek ini, akarnya ada yang menjuntai ke
udara (perpanjangan dari akar yang berfungsi untuk melekat) sehingga hanya
mempunyai satu
jenis akar yang berfungsi untuk melekat
juga untuk mengambil karbon dioksida dari udara. Samai halnya dengan anggrek
Ephytis, anggrek jenis ini juga membutuhkan batang pohon dari tanamaJ lain
sebagai inangnya.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah
anggrek yang hidupnya di atas tanah sehingga akarnya terkubur di dalam tanah.
Jenis anggrek ini membutuhkan tanah sebagai tempat untuk menanamnya.
b. Pemeliharaan tanaman
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk
pemeliharaan tanaman anggrek adalah sebagai berikut. I
1) Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan
dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis atau sifal
anggrek.
2) Penyiangan
Penyiangan
dilakukan dengan cara memisahkan tanaman anggrek ke dalam pot sesuai dengan
jenis anggreknya.
3) Pemupukan
Tanaman
anggrek membutuhkan unsur-unsur mineral untuk tumbuh dan berkembang. Unsul
mineral yang dibutuhkannya ada yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut unsur
makro dan ada yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. Unsur
makronya meliputi: C, H, 0, NJ S, P, K, Ca, Mg. Sedangkan unsur mikronya
meliputi: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dan sebagainyaj Unsur mineral tersebut
diperoleh dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang
terlarut di dalamnya.
Salah satu
cara untuk memenuhi mineral yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek adalah dengan
melakukan pemupukan. Pemupukannya dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit {seedlings)
dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K = 6:3:1. Unsur N
lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Unsur N dapat diperoleh dari pupuk ZA/ureal unsur P dapat diperoleh dari pupuk
ES; DS; TS, dan unsur K dapat diperoleh dari Kalium S u I tat (K2S04).
Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K adalah pupuk urea (0,6 gram untuk i
liter air), pupuk ES (0,3 gram untuk 1 liter air), dan pupuk ZK (0,1 gram untuk
1 liter air).
b) Pemupukan pada saat anggrek berukuran
sedang {mid-size) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K = 3:3:3. Jenis pupuk
yang dapat digunakan adalah pupuk urea (0,3 gram untuk 1 liter air), pupuk DS
(0,3 gram untuk 1 liter air), dan K2S04 (0,3 gram untuk 1 liter air).j
c) Pemupukan pada saat anggrek berbunga
{flowerings-size) dengan N, P, K.
Tanaman yang sudah berbunga dipupuk
dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.
Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk memberikan pupuk buatan yang disesuaikan) dengan bentuk pupuk buatannya
adalah sebagai berikut.
(1) Jika pupuk buatannya dalam bentuk
padat/powder, dilakukan dengan menaburkannya secara hati-hati, jangan
tersangkut pada daun/batangnya karena akan menyebabkan terbakarnya daun/batang
tersebut.
(2) Jika pupuk buatan tersebut dilarutkan
terlebih dahulu dengan air, cara pemupukannya adalah dengan disiramkan sehingga
anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Oleh
karena itu, cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
(3) Jika pupuk buatan tersebut dilarutkan
terlebih dahulu dengan air, cara lainnya adalai dengan penyemprotan. Cara ini
sangat baik apabila terjadi pembusukan akar pada anggrelJ tersebut. Akar
tersebut ditutup plastik saat disemprot.
Selain pupuk
buatan, anggrek juga dapat dipupuk dengan menggunakan pupuk alami, misalnya
pupuk kandang. Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi,
kerbau, kambing, ayam, dan Iain-Iain. Kelebihan atau keuntungan memakai pupuk
kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman
juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.
Sedangkan kerugiannya adalah di dalam kotoran (pupuk kandang) banyak mengandung
bakteri atau jamur.
Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan
pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 17.00
4) Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman
anggrek dapat berasal dari:
a) Air ledeng. Air ini baik untuk menyiram
karena jernih dan steril, akan tetapi pHnya tinggi sehingga perlu diturunkan
dengan menambah suatu asam misalnya HCI. pH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur. Air ini baik untuk menyiram
karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Air sumur di daerah yang banyak mengandung kapur harus diperhatikan
pHnya karena umumnya pHnya tinggi.
c) Air hujan, yang ditampung didalam
tong-tong/bak sangat baik untuk penyiraman.
d) Air kali/air selokan. Air ini kurang
baik untuk menyiram karena kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung
jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak meski pun jika dilihat
dari sudut isi makanan mungkin cukup baik.
Hal yang
perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari media
tanam di pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam
dan sifat media tanam di pot anggrek adalah:
a) Pecahan genting/pecahan bata merah
mudah menguapkan air, hal ini sesuai dengan sifat anggrek yang tidak begitu
cocok di lingkungan yang banyak air sehingga tidak mudah berlumut. Untuk
pecahan genting yang ukurannya lebih kecil daya serapnya lebih banyak.
b) Serabut kelapa. Pemakaian serabut
kelapa lebih utama digunakan di daerah panas karena dapat menyimpan air.
Sebaliknya penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena menyebabkan
anggrek mudah busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam, keras
dan baru tidak mudah untuk menyerap air, tetapi setelah beberapa bulan media
ini banyak menyerap air. Akar pakis yang cokelat dan lunak lebih mudah menyerap
dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis. Media ini sukar
sekali untuk menyerap air dan mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar,
penyerapan airnya kecil sedangkan jika potongannya kecil penyerapan air lebih
banyak.
Tanaman
anggrek yang sudah besar disiram 3-7 hari sekali pada musim hujan dan 1-3 hari
sekali pada musim kemarau.
5) Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan
pestisida sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari atau pada sore hari sekitar
pdkul 17.00. Tanaman anggrek sehat, dilakukan penyemprotan secara rutin kurang
lebih 3 bulan sekali. Sedangkan tanaman anggrek yang terserang hama
penyemprotan pestisida perlu dilakukan berulang-ulangkali dengan jangka waktu
tertentu, misalnya untuk kutu daun dilakukan penyemprotan seminggu sekali.
Jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter
air dan Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air digunakan untuk ulat pemakan daun.
b) Malathion dosis-3 gram/liter air
digunakan untuk ulat, kumbang, dan kutu.
c) Kelthane dosis 2 gram/liter air
digunakan untuk kutu.
d) Metadeks yangdibasahi air, dicampur
dedak 6-8 cc/10 liter, digunakan untuk keongdan bekicot air.
e) Folidol E.605 yang dibasahi air,
dicampur dedak 6-8 cc/10 liter digunakan untuk keongj bekicot air.
Cara
pengendalian hama berupa bekicot ada 2 macam, yaitu:
(1) Mencampurkan Metadeks dengan dedak
halus kemudian ditambah air sedikit, setelah disebarkan di sekitar pot anggrek.
Membuat
larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 I iter air atau 6-8 cc Folid
605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan
ters selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.
c. Hama dan Penyakit
1) Hama
Beberapa hama
yang menyerang tanaman anggrek adalah sebagai berikut.
a) Tungau/kutu perisai
Gejala: hama ini menempel pada pelepah
daun dalam jumlah yang banyak dan berwarna kemerahan. Bekas serangan hama ini
berupa bercak hitam pada daun.
Pengendalian: daun yang terkena hama
ini digosok dengan kapas dan air sabun, jika serangai sudah parah, harus
disemprot menggunakan insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
b) Semut
Gejala: hama ini merusak akar dan tunas
muda.
Pengendalian: pot direndam dalam air
dan menjaga lingkungan di sekitar tempat menanal anggrek bersih atau sebaiknya
pot digantung.
c) Belalang
Gejala: hama ini merusak pinggiran daun
dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenisi belalang berukuran kecil,
perlu pengamatan cermat.
Pengendalian: segera semprotkan
insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bin jumlahnya sedikit
bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
d) Thrips
Gejala: hama ini menempel
pada.buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan berrj| abu-abu di permukaan
daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendalian: secara
periodik dan teratur pot anggrek disemprot dengan insektisida.
e) Kutu babi
Gejala: kerusakan yang ditimbulkan oleh
hama ini seperti kerusakan akibat semut tetapi tidal menyerang tunas daun.
Pengendalian: pot anggrek direndam
dalam air.
f) Keong
Gejala: hama ini menyerang lembaran
daun anggrek.
Pengendalian: dalam jumlah sedikit
cukup dikumpulkan/dibunuh, tapi jika jumlah banyai perlu memakai
insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
g) Red Spinder
Gejala: hama ini menyebabkan bercak
putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan
daun mati.
Pengendalian: bila sedikit cukup
diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar atau menggosok daun dengan
alkohol, jika banyak, maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif
diazinon atau dicofol.
h) Kumbang
Gejala: hama ini menyerang bagian
anggrek dengan cara digerek sehingga bagian yang terserang hama ini akan berlubang-lubang,
khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan
tidak nampak dari luar, larva dari hama akanmerusak daun anggrek.
Pengendalian: menyemprotkan tanaman
yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin,
membersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan cara memindahkannya ke
pot baru dan media tanam yang baru.
i) Ulatdaun
Gejala: hama ini menyerang daun, kuncup
bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar. „ .
Pengendalian: jika jumlahnya sedikit
(2-5 ekor) dapat dibunuh dengan tangan, jika banyak dapat menggunakan
insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang oleh hama ini sebaiknya
dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.
j) Kepik
Gejala: hama ini mengisap cairan daun
tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/ kuning, tanaman yang
diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian:
menyemprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya,
misalnya kumbang dan Thrips.
k) Kutu tudung
Gejala: hama ini menyerang daun
sehingga daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna cokelat dan mati.
Pengendalian:
sama dengan membasmi ulat kumbang dan Tbrips
2) Penyakit
Penyakit yang menyerang tanaman anggrek
antara lain sebagai berikut.
a) Penyakit buluk
Penyakit ini disebabkan oleh spora
cendawan yang terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril.
Gejala: biji anggrek tidak mampu
berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal, kecambah yang telah tumbuh
jika diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian: pada awal serangan
media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan
steril, jika kecambah anggrek terlanjur besar, segera kecambah tersebut
keluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam
pot.
b) Penyakit rebah kecambah
Penyakit ini menyerang saat masih dalam
persemaian. Penyebarannya melalui air. Gejala: awalnya berupa bercak kecil
bening pada permukaan daun, lalu melebar, menyebar ke atas sampai pada titik
tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, menyebabkan kecambah
anggrek membusuk dan mati.
Pengendalian: bibit yang terserang
penyakit dimusnahkan dengan cara dibuang atau dibakar. Pot dan kecambah
dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.
c) Penyakit bercak cokelat
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri,
menginfeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Daun sehat yang
tersentuh oleh daun yang sakit bisa menjadi sakit juga. Gejaia: bercak kecil
bening pada pucuk daun yang semakin meluas, daun kecambah anggrek menjadi rusak
dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular.
Pengendalian: padaawal serangan, penyakit ini sangat sulit
untukdikendalikan.Jikaserangannya sudah parah, tidak ada cara lain kecuali
memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
d) Penyakit bercak hitam
Penyakit ini cepat menular melalui akar
dan alat yang tidak steril.
Gejaia: timbul warna cokelat kehitaman
pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan
ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan
kematian.
Pengendalian: bagian yang terserang
dipotong dan dibuang atau disemprot dengan fungisida, alat-alat untuk memotong
bagian yang sudah terkena penyakit disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
e) Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia solani.
Gejaia: akar leher membusuk mencapai
rizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan
bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian: semua bagian tanaman
yang terserang penyakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan
fungisida (Benlate).
f) Penyakit layu
Penyebab: cendawan Fusarium oxyporium.
Gejaia: mirip serangan penyakit busuk
akar, tapi pada rizoma terdapat garis-garis atau lingkaran berwarna ungu. Pada
serangan berat, seluruh rizoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi
batang, tanaman sangat tidak sehat.
Pengendalian: bagian yang terserang
dibuang lalu bekasnya disemprot oleh Benlate. Tanaman kemudian segera
dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat
aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
g) Penyakit busuk
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii.
Gejaia: pada bagian yang terserang
penyakit muncul bintil-bintil kecil berwarna cokelat. Pengendalian: bagian
tanaman yang terserang penyakit ini dipotong dan dibuang. Media tanaman dan
seluruh potdidesinfektan dengan larutan formalin 4% ataupun
fungisida/antibiotik Natrippene 0,5% selama 1 jam.
h) Penyakit bercak cokelat
Gejaia: tanaman yang terserang penyakit
ini menunjukkan bercak cokelat pada permukaan daun, lalu menyebar ke seluruh
bagian tanaman.
Pengendalian:
membuangsemua bagian yang sakit, lalu disemprot dengan fungisida/antibiotika
Streptomycin atau Physan 20.
d. Panen
1) Ciri dan umur tanaman berbunga
Tanaman
anggrek berbunga tergantung pada jenisnya, tetapi umumnya tanaman anggrek
dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan
kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
2) Cara pemetikan bunga
Pemetikan
bunga dilakukan dengan cara dipotong. Pemotongan bunga anggrek dilakukan pada
jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga. Hal yang perlu diperhatikan adalah alat
potong yang digunakan harus dalam keadaan bersih.
e. Pasca Panen
1) Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan sesuai
dengan permintaan pasar. Misalnya jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam
bentuk:
a)
Tanaman
muda untuk bibit, umumnya dijual dalam bentuk pot kecil.
b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias,
umumnya dijual setelah tanaman anggrek tersebut berbunga.
c)
Bunga
potong. Tanaman anggrek yang dipilih adalah tanaman yang dalam satu tangkainya
sudah banyak bunga yang mekar.
2) Penyortiran dan penggolongan
Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk
memilih bunga yang bagus dan tidak terkena penyakit ataupun luka. Kemudian bunga
dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran
bunga, tujuannya supaya dapat mempertahankan nilai jual sehingga bunga yang
bagus tidak turun harganya.
3) Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk
memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga tahapan ini , dilakukan pada saat:
a)
Bunga
baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai. ,
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera
dijual atau diangkut.
c)
Bunga
mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Apabila ketiga hal tersebut terjadi
maka diperlukan pengawetan supaya bunga tetap segar dan penurunan mutu lebih
lambat. Usaha pengawetan bunga dilakukan dengan menempatkan bunga di dalam
larutan pengawet atau air hangat (38-43°C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet
yang dapat digunakan antara lain:
a)
Larutan
seven up dengan kadar 30%.
b) 2% larutan gula ditambah 2 gram Physan
(termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c)
2%
larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per
10 liter.
d) Larutan gula kadar 4-5% ditambah 0,2
gram quinolin per liter.
Cara
untuk mengawetkan bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya di
dalam larutan gula dengan kadar 6-8% selama 24 jam atau dimasukkan dalam
kantong plastik yang berisi karbon dioksida (C02) dinaikkan dengan menggunakan
es kering atau disimpan pada ruangan dengan bersuhu antara 0-5°C.
f. Pengemasan dan Pengangkutan
Cara pengemasan tanaman anggrek antara
lain:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian
pucuknya dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukurannya disesuaikan
tergantung panjang tangkainya.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut
menggunakan kapas basati, kemudian dibungkus kantong plastik yang berukuran
panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal
tangkai digabungkan dan diikat dengan karet gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun
bersilangdi dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.
5) Kotak karton kemudian ditutup rapat
dengan menggunakan carton tape.
Posting Komentar